Senin, 12 Agustus 2013

My story (part 1) DO sekolah



Alhamdulillah, Saat ini kita masih bisa di berikan nimat yang tiada taranya, nikmat sehat dan bisa membaca tulisan saya.

Kali ini saya ingin sedkit curhat (gag sedikit seh) dan membawa anda untuk ikut dlam flashback pikiran saya. Bagaimana saya yang dulu jauhh berbeda dari saya yang sekarang. Mengingat kalau dulu saya bukanlah siapa-siapa, anak yang putus sekolah, dan saya yakin tidak mempunyai harapan kedepannya. 

Pesimis, dan tidak punya harapan baik kedepannya saat saya memilih untuk DO dari sekolah pada semester pertama kelas X SMA Negeri di Surabaya Utara. Dan pada waktu itu saya memutuskan untuk bekerja, meninggalkan buku pelajaran . Rasanya  iri sekali  ketika melihat teman-teman masih bisa menikmati sekolah, sedangkan saya harus memeras keringat untuk mencari lembaran uang untuk hidup. Pun ketika bertemu mereka dijalan, saya harus buang muka atau tutup muka karena malu.

Saya bukanlah siswa yang nakal – saya berhenti sekolah juga bukan karena perintah dari sekolah  - tapi pada saat itu saya ingin membantu orang tua. Kasihan sekali melihat bapak mengayuh becak panas2 hanya demi melihatku sekolah.  

Akhirnya awal November 2006 dengan berat hati saya pamit dengan teman-teman…. Air mata pada saat itu gag tau kenapa  gag bisa keluar, tapi tahukah anda, kalau tangisan hati ternyata lebih membekas.

Dengan berbekal ijazah SMP dan tanpa KTP Bocah 16 tahun ini mulai mencari pekerjaan….

Bersambung…..

Tidak ada komentar: