Selasa, 20 Agustus 2013

My Story 3 – SMA Wali songo



Jujurnya saya sedikit menyesal akan keputusan saya untuk mengundurkan diri dari sekolah,tapi itu adalah pilihan dalam hidup saya dan itulah adanya.

Ketika ada pemikiran untuk kembali bersekolah lagi dan memang tidak ada dana sama sekali saat itu – saya  kebetulan (sangat kebetulan)  menemukan sebuah iklan dalam Koran Radar Surabaya, kalau tidak salah sih’ awal 2007. Yang isi dari Inti pesannya adalah”di butuhkan siswa berijazah SMP untuk bisa bersekolah di SMA WaliSongo Surabaya”  yang bertempat di jalan Simojawar  7/54 tersebut, tidak hanya itu pihak WaliSongo akan menanggung semua kebutuhan dan perlengkapan sekolah sisawanya , akan dipondokan , dan diberikan pengalaman kerja.  Waaaaaahhh lumayan nih’ cock sekali untuk saya – pikirku* bisa sekolah – bisa kerja – bisa mondok  dan memeperdalam ilmu agama. Untuk mengechek kebenaran akan iklan tersebut saya segera telpon nomor yang bersangkutan.

Singkatnya,saya berhasil diterima  sebagai  siswa SMA WaliSongo Surabaya. Saya tidak hanya sendiri tapi juga mengajak satu sahabat saya, yang juga bernasib sama - putus sekolah.

awalnya Kami tidak pernah menaruh curiga akan Sekolah ini. sekolah ini besar, sekitar  2 hektar lah untuk sekolah jenjang SD.SMP dan SMA . Toh kepala sekolah saya yang bernama pak Maloko – juga baik kepada kami karena beliau-lah yang meng-iklankan sekolah itu di berbagai surat kabar,jadi beliau juga menanggung segala kebutuhan pokok kami.

Tapi tidak tahu kenapa 2 minggu kemudian baru saya sadari kalau SMA ini akan segera bangkrut – konon kabarnya sekolah ini terlalu sepi peminat, jadi tahun ajaran baru ini diharuskan 1 kelas harus minimal 30 sisa, maklum sejak saya masuk,hingga keluar hanya ada 7 siswa dalam satu kelas.

Dengan adanya kabar itu saya merasa bimbang lagi, di tambah lagi dengan hilangnya tanggung jawab kepala sekolah akan biaya hidup kami – uang pendidikan pondok, uang untuk makan dan janji akan di pekerjakan ( di beri pekerjaan) juga belum di terima. Karena Uang kami semakin menipis untuk makan sehari-hari , saya berpikir keras dan harus mengambil keputusan, apakah melanjutkan sekolah ataukah tidak.

Dan dengan pertimbangan berbagai hal – Bismillahirrahmanirahim saya balik kerumah, saya keluar sekolah dari SMA Walisongo.

Namun ada berbagai tambahan pengalaman dan teman baru yang sangat mampu merubah hidup saya kedepannya.

SMA Wali songo di tahun 2009 akhirnya di tutup karena 100% siswanya tidak lulus. Sangat sayang sekali…
Saya berharap ada alumni SMA Walisongo yang membaca blog ini,dan menghubungi saya,untuk temu kangen....

Bersambung…

Tidak ada komentar: