Alhamdulillah, Saat ini kita masih bisa di berikan nimat
yang tiada taranya, nikmat sehat dan bisa membaca tulisan saya.
Kali ini saya ingin sedkit curhat (gag sedikit seh) dan membawa anda untuk
ikut dlam flashback pikiran saya. Bagaimana saya yang dulu jauhh berbeda dari
saya yang sekarang. Mengingat kalau dulu
saya bukanlah siapa-siapa, anak yang putus sekolah, dan saya yakin tidak
mempunyai harapan kedepannya.
Pesimis, dan tidak punya harapan baik kedepannya saat saya
memilih untuk DO dari sekolah pada
semester pertama kelas X SMA Negeri di Surabaya Utara. Dan pada waktu itu saya
memutuskan untuk bekerja, meninggalkan buku pelajaran . Rasanya iri sekali ketika melihat teman-teman masih bisa menikmati
sekolah, sedangkan saya harus memeras keringat untuk mencari lembaran uang
untuk hidup. Pun ketika bertemu mereka dijalan, saya harus buang muka atau
tutup muka karena malu.
Saya bukanlah siswa yang nakal – saya berhenti sekolah juga
bukan karena perintah dari sekolah -
tapi pada saat itu saya ingin membantu orang tua. Kasihan sekali melihat bapak
mengayuh becak panas2 hanya demi melihatku sekolah.
Akhirnya awal November 2006 dengan berat hati
saya pamit dengan teman-teman…. Air mata pada saat itu gag tau kenapa gag bisa keluar, tapi tahukah anda, kalau
tangisan hati ternyata lebih membekas.
Dengan berbekal ijazah SMP dan tanpa KTP Bocah 16 tahun ini
mulai mencari pekerjaan….
Bersambung…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar