Jujurnya saya sedikit menyesal akan keputusan saya untuk
mengundurkan diri dari sekolah,tapi itu adalah pilihan dalam hidup saya dan
itulah adanya.
Ketika ada pemikiran untuk kembali bersekolah lagi dan
memang tidak ada dana sama sekali saat itu – saya kebetulan (sangat kebetulan) menemukan sebuah iklan dalam Koran Radar
Surabaya, kalau tidak salah sih’ awal 2007. Yang isi dari Inti pesannya
adalah”di butuhkan siswa berijazah SMP untuk bisa bersekolah di SMA WaliSongo
Surabaya” yang bertempat di jalan
Simojawar 7/54 tersebut, tidak hanya itu
pihak WaliSongo akan menanggung semua kebutuhan dan perlengkapan sekolah
sisawanya , akan dipondokan , dan diberikan pengalaman kerja. Waaaaaahhh lumayan nih’ cock sekali untuk
saya – pikirku* bisa sekolah – bisa kerja – bisa mondok dan memeperdalam ilmu agama. Untuk mengechek
kebenaran akan iklan tersebut saya segera telpon nomor yang bersangkutan.
Singkatnya,saya berhasil diterima sebagai
siswa SMA WaliSongo Surabaya. Saya tidak hanya sendiri tapi juga
mengajak satu sahabat saya, yang juga bernasib sama - putus sekolah.
awalnya Kami tidak pernah menaruh curiga akan Sekolah ini. sekolah
ini besar, sekitar 2 hektar lah untuk
sekolah jenjang SD.SMP dan SMA . Toh kepala sekolah saya yang bernama pak
Maloko – juga baik kepada kami karena beliau-lah yang meng-iklankan sekolah itu
di berbagai surat kabar,jadi beliau juga menanggung segala kebutuhan pokok
kami.
Tapi tidak tahu kenapa 2 minggu kemudian baru saya sadari
kalau SMA ini akan segera bangkrut – konon kabarnya sekolah ini terlalu sepi
peminat, jadi tahun ajaran baru ini diharuskan 1 kelas harus minimal 30 sisa,
maklum sejak saya masuk,hingga keluar hanya ada 7 siswa dalam satu kelas.
Dengan adanya kabar itu saya merasa bimbang lagi, di tambah
lagi dengan hilangnya tanggung jawab kepala sekolah akan biaya hidup kami –
uang pendidikan pondok, uang untuk makan dan janji akan di pekerjakan ( di beri
pekerjaan) juga belum di terima. Karena Uang kami semakin menipis untuk makan sehari-hari , saya
berpikir keras dan harus mengambil keputusan, apakah melanjutkan sekolah
ataukah tidak.
Dan dengan pertimbangan berbagai hal – Bismillahirrahmanirahim
saya balik kerumah, saya keluar sekolah dari SMA Walisongo.
Namun ada berbagai tambahan pengalaman dan teman baru yang sangat
mampu merubah hidup saya kedepannya.
SMA Wali songo di tahun 2009 akhirnya di tutup karena 100%
siswanya tidak lulus. Sangat sayang sekali…
Saya berharap ada alumni SMA Walisongo yang membaca blog ini,dan menghubungi saya,untuk temu kangen....
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar