Menu

Rabu, 09 Mei 2012

Pengalaman di jatim expo Surabaya


Tanggal 2-6 mei kemarin saya sempat menghadiri pameran IT di jatim expo/Jatex. Berletak di jalan ach.yani dan hampir berhadapan dengan Graha Pena,pameran {yang kali ini bertajuk NICE,} saya nilai pameran yang paling sepi yang saya hadiri.  Karena sebelumnya di Jatim expo ini pameran sangat ramai dan meriah. Dan tetap dihadiri oleh beberapa vendor ternama seperti: Axoo,Acer,Toshiba,Zyrex,Samsung,Epson, dan lain sebagainya.

Setelah saya bolak balik berkunjung di Jatim Expo baru kali ini saya memperhatikan atap dari gedung ini.
saya amati… pertama sih gag percaya dengan dugaan saya,tapi setelah saya perhatikan dengan seksama dan kembali mengamati dari lantai 2,ternyata benar!!! Ini adalah debu!! Lebih tepatnya kumpulan debu!!


Jadi selama ini kita bernafas dan menghirup udara di bawah kumpulan debu yang sangat teball!! Waauuww Bahkan seumpama bila ada yang usil melempar sesuatu kea rah sana……!!!! Maka buyarlah seisi gedung!!

Pertanyaan saya,kok bisa gedung semegah ini dengan pendapatan yang tidak bisa di bilang sedikit,, Tidak Bisa Membersihkan Debu yang ada di atap atap gedung??
Dan satu lagi,ini kan gedung serbaguna / multifunction hall. Kenapa kok gag di fasilitasi sebuah mesin pembayaran (baca:ATM). Tidak semua pengunjung yang hadir di sana membawa uang cash,apalagi pameran IT yang di pastikan harganya jutaan rupiah.

6 komentar:

  1. pertanyaan yang sangat kritis dan tepat, saya suka dengan cara postingan anda, kalau menurut saya keadaan seperti cerita diatas sebenarnya ke engganan pengelola gedung saja, yg branggapan gedung ini hanya sesekali dipakai dan lagi pula bisa hemat biaya perawatan.

    begitu negara kita, yg selalu menyepelekan hal kecil dimata mereka padahal itu merupakan sarana yg multifungsi.

    kita bisa lihat lagi kasus pulau kita, budaya2 kita, yg dulunya kita remehkan dan tidak kita jaga, akhirnya kita kebakaran jenggot karena di libas negara tetangga.

    yang terpenting hargailah apa yg tlah kita miliki, wlau itu hanya sebesar biji zahrah, tapi kebanyakan kita menyepelekannya.. s

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih antos atas komentar/pendapatnya.

      betul sekali. memang negara kita sedang sakit keras tapi bukan hanya negara kita yang sedang sakit,tapi semua masayrakatnya ketularan penyakit ini. apa penyakitnya??

      malas.

      pepatah mengatakan :kalau ingin merubah sesuatu yang besar,rubahlah yang kecil.
      dari yang kecil kita akan terbiasa,karena terbiasa akan terbawa di kehidupan.

      Hapus
  2. ternyata masih ada orang yg memperhatikan hal-hal kecil.
    saya sendiri sering bolak balik ke jatex tapi tidak sempat berpikir akan hal"kecil seperti adanya debu pada pada atap" gedung ini.

    pendapat anda masuk akal. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. lohh ini bukan hal kecil lohh.. ini debu udah buanyaakk.. lokk seumpama pas pameran banyak orang tiba2 ada sesuatu yang membuat debu itu jatuh semua!??? gimana??

      hehe
      makasih yah atas komennya

      Hapus
  3. Mohon maaf sebelumnya saya disini hanya hendak sharing aja. Sepengetahuan saya, sejak Grand opening JX nih "debu" udah ada di sana. Usut punya usut ternyata tuh "debu" adalah material acoustic yang sengaja dilapiskan pada permukaannya dengan maksud menggurangi kemungkinan terjadinya pantulan gelombang suara yang berlebih akibat aktivitas bunyi yang terjadi di dalam gedung, seperti konser musik dll. Jadi "debu" ini adalah kesengajaan dan memiliki tujuan agar tata akustik dalam ruang JX menjadi lebih baik.

    BalasHapus
  4. material debu??

    boleh juga dan masuk akal untuk melindungi radiasi suara

    BalasHapus

Blogger yag baik selalu meninggalkan Komentar...
Terima kasih